Suatu
ketika lima anak sedang bercengkrama sembari memandang langit dan menyinggung
tentang kabar masa depan. Masa depan yang tak hanya sebuah cita-cita tetapi
tentang sebuah harapan besar ingin
menapaki kaki ke seluruh penjuru Negeri yang indah ini. Kami sudah berteman
lebih dari 20 tahun, dari kulit masih hitam dekil berpanas-panasan menerbangkan
layang-layang di tanah merah, memanjat pagar tetangga untuk mengambil buah
manga yang masih mengkal hingga terkadang di jewer ayah karena betah
berlama-lama di parit hitam hanya untuk seekor ikan cerek. Hingga kedewasaan kami datang, berpuluh-puluh
cerita telah kita hasilkan mengenai negeri Indonesia yang pernah kami kunjungi,
memberi referensi terbaik jika suatu ketika akan bertandang dan tak lupa,
membawa harapan baru untuk terus bersemangat dan menguatkan tekad, bahwa seluk
beluk Indonesia harus kami jamah selagi masih muda.
Seperti
kali ini. Seorang temanku yang baru saja pulang dari sebuah negeri di ujung
timur Indonesia, membawa begitu banyak cerita dan kenangan yang ia tuangkan
pada jepretan kameranya. Kami begitu antusias ingin mendengar ceritanya, pupil
mata membesar seakan fokus padanya dan hati bersorak riang saat ia sebarkan
oleh-oleh manis di meja tempat kami berkumpul.
Negeri
di ujung timur itu bukanlah Papua seperti yang aku terka, tetapi ia tunjukan
uang kertas 1000 Rupiah dan ia bilang baru saja bertandang ke Pulau Tidore.
Perlahan-lahan ia ceritakan bagaimana bisa sampai ke Tidore padahal rencana
awal hanya singgah sebentar ke Ternate. Semakin aku dengarkan kalimat yang
keluar dari bibirnya, seakan aku merasa telah melakukan perjalanan kesana
bersamanya. Mulailah ia bercerita riuh, matanya melirik keatas seakan mengingat
seluruh pengalaman indahnya di Pulau Tidore.
Katanya saat kau bertandang ke Ternate, maka singgalah ke kota
tetangganya yaitu Tidore. Meskipun kota Tidore sudah menginjak usia 900-an
tahun, nama pulau Tidore masih kalah gaung dibandingan dengan saudaranya, Pulau
Ternate.
Lalu
bagaimanakah kondisi Tidore sekarang? Sebuah pertanyaan yang menyeriak di
sukmaku. Kau tahu? Tidore memiliki potensi besar yang luar biasa, boleh
dikatakan sebagai surganya laut dengan biodiversitasnya yang menakjubkan, boleh
dikatakan sebagai surga kekayaan budaya dan adat istiadat dan juga tepat jika
pula disebut sebagai surganya wisata sejarah Indonesia.
Jika
ingin ke Pulau Tidore, kau dapat menggunakn Speedboat dari pelabuhan
Ternate dan akan tiba hanya sekitar 20 menit saja ke pelabuhan rum, Kota
Soasiu. Ternate mungkin lebih ramai, mungkin kebih banyak penduduknya daripada Tidore tetapi
ketika sampai di sini, kau akan temukan sebuah kedamaian. Walaupun Tidore
seakan ketinggalan dari saudaranya, Ternate namun ada yang terbersit kagum pada
Tidore. Daerah ini seakan berpendirian teguh dengan keistimewaan adatnya,
sangat bersih dan walaupun jauh dari hingar bingar pembangunan kota, ia mampu
menghadirkan keajaiban , barang siapapun datang akan tetap rindu dan ingin kembali.
Kota
Soasiu ini terasa sangat tenang, aman dan damai bagi kami wisatawan. Jalan
kakipun terasa sangat santai, tak pernah kulihat mengenai kejahatan apapun.
Banyak yang bilang bahwa Orang Tidore agak kaku terhadap tamu, tetapi yang ku
rasa berbeda. Mereka ramah dan sangat senang hati memberi tahu mengenai alamat
atau tempat tertentu yang tidak kami ketahui. Udara yang kurasa masih segar,
pantainya bersih dan satu hal yang lucu,
Walaupun mobil dan motor masih jarang berlalu lalang, tetapi saat becak
motor (Bentor) dan angkutan kota lewat sesekali, jangan kaget jika dentuman
musik barat atau lokal menggelegar cukup keras. Seakan antar angkot dan antar
bentor beradu keras alunan musiknya. Hal yang uniknya ialah penumpang sangat
biasa dan cenderung menikmati dentuman musik tersebut. Semua bisa kau lakukan
di Tidore, berwisata sejarah, berwisata alam, wisata kuliner dsb. Tulisan
inilah ingin kujabarkan mengenai Tidore sedikit banyaknya, seakan mampu
menghipnotismu dan menyadarkanmu bahwa terdapat sebuah Pulau yang dengan
bantuan ayunan jemarimu di sebuah tulisan mampu menggugah dunia untuk
bertandang ke salah satu surganya Indonesia.
Mengingat
kembali ...
Pada
tanggal 4 Oktober 1999 terbentuklah provinsi baru di Indonesia yang bernama
Provinsi Maluku utara. Perlu diketahui, sebelum resmi menjadi sebuah provinsi,
Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku yaitu Kabupaten Maluku Utara
dan Kabupaten Halmahera Tengah. Pada awal pendiriannya, provinsi Maluku Utara
beribukota Ternate yang terletak di kaki gunung Gamalama selama kurang lebih 11
tahun. Tepatnya sampai dengan 4 Agustus 2010, setelah 11 tahun masa transisi
dan persiapan infrastruktur, ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan saat itu
ke kota Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau
terbesarnya.
Pulau
Maluku utara sendiri terdiri dari 1.474 pulau, jumlah pulau yang dihuni
sebanyak 89 dan sisanya sebanyak 1.385 belum berpenghuni (Wikipedia). Beberapa
pulau di Provinsi Maluku Utara adalah Morotai, Halmahera, Ternate, Makian,
Kayoa, Gebe, Kasiruta, Bacan, Mandioli, Obi, Taliabu, Mangoli, Sulabesi dan
pulau yang saat ini mulai Bangkit ialah Pulau Tidore.
P U L A U T I D O R E
sumber : http://tips-wisata-indonesia.blogspot.co.id |
.Pulau
Tidore sedikit agak jauh berbeda dengan saudaranya Pulau Ternate dengan Gunung
Gamalama dan Morotai dengan Sail Morotai yang banyak diketahui dunia luar,
Pulau Tidore ini seakan kurang diperhatikan, padahal sewaktu sekolah dasar guru
kita selalu menceritakan mengenai sejarah Tidore yang hebat tak kalah dengan
Ternate. Sejarah saat itu, pada abad ke 15 sebelum Portugis masuk ke Maluku
Utara, Kesultanan Tidore termasuk kerajaan nusantara terkuat dan bersaing
dengan kesultanan Ternate. Bahkan saat itu berada di bawah kepemimpinan Sultan
Nuku yang merupakan pahlawan Tidore yang berhasil mengalahkan VOC dari wilayah
kerajaannya. Sehingga Sultan Nuku diangkat menjadi pahlawan nasional atas
jasa-jasanya dalam perjuangan menentang penjajah.
Nuku Muhammad Amiruddin |
Sejarah-Sejarah di Pulau Tidore
Setelah
tiba di Pelabuhan Rum di Tidore, tempat pertama yang dapat dikunjungi ialah
Kota Soa Siu. Kota ini sendiri terdapat banyak obyek wisata sekaligus cagar
budaya antara lain yaitu Masjid Kesultanan Tidore, Istana kerajaan tidore,
Makam Sultan Nuku, Benteng Tahula dan Torre yang sarat akan banyak cerita
sejarah di dalamnya.
1. Masjid Kesultanan Tidore
Salah
satu bukti penyebaran agama Islam di Maluku utara ditandai dengan berdirinya
salah satu masjid kokoh yaitu masjid kesultanan Tidore. Mesjid ini berumur
lebih dari 300 tahun dengan bangunan yang didominasi dari kayu besar dan keras.
Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Kolano yang dalam bahasa Tidore
berarti nama jabatan “sultan” sebelum diganti dengan bahasa Arab. Menariknya di
masjid ini terdapat tempat khusus Sultan Tidore Shalat yang terletak di sebelah
khatib menyampaikan kutbah. Unik lainnya, dibagian atap banyak bersarang
burung-burung kecil “burung hujan” yang sering mencicit seakan menyibak
keheningan masjid ini.
sumber : http://spanish.fansshare.co |
2.
Istana Kerajaan Tidore
Istana
ini dibangun pada 14 Masehi. Istana ini disebut dengan nama Kedaton Kie yang
berarti kedaton tersebut adalah milik seluruh rakyat Tidore. Sehingga ini
dimaksudkan bahwa seluruh aktivitas kerajaan Tidore bukan hanya tanggung jawab
seorang sultan saja tetapi bagi seluruh rakyat Tidore. Kedaton kie ini pertama kali
didirikan dengan menggunakan bambu dan alang-alang sebagai atapnya hingga pada
pemerintahan Sultan Muhiddin Muhammad Taher tahun 1811-1831 diganti dengan
bambu atau kayu yang lebih permanen dan kuat.
sumber : http:/kawanjelajah.com |
3.
Makam Sultan Nuku
Jika
kita pernah melihat pahlawan nasional yang warna baju dan ikat kepalanya putih,
Beliau adalah Sultan Nuku, seorang
pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Tidore yang memiliki gelar Sri
Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad El Ma’bus Amirudin Syah Kaicil Paparangan.
Beliau meninggal dalam usia 67 tahun pada tahun 1805. Sebagai penghargaan
terhadap jasa-jasa, pemerintah RI menganugerahkan Sultan Nuku sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia atas jasa-jasanya yang hebat melawan penjajah. Makam ini
sendiri terletak di pinggir jalan sehingga bagi anda yang akan berziarah,
sangat mudah dicari.
Sumber : http://rudysalam18.blogspot.co.id |
4.
Benteng Tahula
Benteng
Tahula adalah salah satu benteng buatan Spanyol yang berdiri di Pulau Tidore.
Letaknya sendiri tidak terlalu jauh dari Kedaton kie. Tohula sendiri berarti
kota Hula yang merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Spanyol ketika
menduduki wilayah Tidore pada abad ke 16. Benteng ini dibangun diatas batuan
karang yang merupakan titik tinggi yang sangat baik untuk mengamati wilayah
perairan maupun daratan Tidore. Persaingan Spanyol dengan Portugis tersebutlah
yang menjadi alasan dibangunnya Benteng Tahula ini.
sumber : http:/kawanjelajah.com |
55. Benteng Torre
Benteng
Torre ini dibangun pada tahun 1578 oleh Portugis atas perintah Sancho de
Vasconcelos yang mendapat ijin dari sultan Gapi Baguna pada tanggal 6 Januari
1578. Nama benteng Torre sendiri kemugkinan berhubungan dengan nama kapten
Portugis pada saat itu yang bernama Hernando De La Torre. Jika anda ingin
mengunjungi Benteng Torre, jangan lupa untuk menyiapkan tenaga lebih ekstra
untuk menaiki anak tangga, walaupun letih ternyata ketika sampai di ketinggian
Benteng ini, Panorama laut yang sangat indah tersaji secara sempurna.
sumber : http://doktersejarah.blogspot.co.id |
Wisata
alam favoritku
Tidak
lengkap rasanya, jika datang ke pulau Tidore tetapi tak membawa tubuh merasakan
surga alam yang banyak di sebut-sebut itu kalau datang ke Tidore. Wisata alam
di Tidore sangat banyak dan lengkap, tetapi tentu setiap kita pastilah punya
destinasi favoritnya bukan? aku pun demikian..
1. Pulau
Failonga
Pulau
failonga, sebuah pulau tak berpenghuni dengan pasir pantai putih bersih, air
laut berdegradasi hijau, biru muda dan biru tua. Bagi kalian yang mau singgah,
Jangan lupa persiapkan alat snorkeling dan ceburkan diri ke laut. Lihatlah
ikan-ikan cantik dan terumbu karang indah seakan menari manari didasar laut.
2. Pantai
Cobo
Pantai
cobo ini terletak di kelurahan cobodoe. Pantai ini dikelilingi oleh pohon-pohon
yang rindang yang membuat susasan pantai semakin sejuk. Kau tahu? Datanglah
menjelang mataharii terbenam, rasakan kedamaian senja bersama bunyi buih ombak
laut pantai Cobo.
3. Taman
Laut Maitara
Taman
Laut Maitara ini dapat ditempuh selama 20 menit menggunakan speedboat. Pulau
inilah yang menjadi ikon uang seribu rupiah. Sebagian lingkarang pulau maitara
didominasi pantai berpasir putih dengan keankeragaman laut yang mempesona. Ah,
Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?
4. Rumah
Ikan lumba-lumba di pulau Mare
Jika
kita ingin melihaat atraksi lumba-lumba langsung dengan pemandangan laut, Pulau
mare adalah tempat yang tepat. Lokasi lumba-lumba ini bisa dicapai para
wisatawan dengan kapal kayu sekitar 20 menit saja. Jangan lupa siapakan
peralatan snorkeling untuk menyaksikan pesona laut yang luar biasa.
Ah,
rasanya tak habis-habis jika menceritakan tentang Pulau Tidore yang begitu
banyak cerita luar biasa disana. Selain favorit diatas bagi kalian pecinta
petualangan naik gunung, sempatkan untuk menaiki puncak kie matubu, atau bisa
juga menikmati laut halmahera, bersantai di pantai ake sahu, mandi di air
terjun Luku Cileng dan air terjun Goheba dan banyak lagi aktivitas yang dapat
dilakukan di sini.
Belum lagi, bagi penikmat kuliner lokal, rasanya hambar jika mulut tak mencicipi makanan khas Tidore, ternate atau Maluku lainnya. Makanan ini, tentu akan sulit ditemukan di kota besar, padahal jika kalian rasakan rasanya tak kalah dengan ayam goreng Amerika.
Papeda
Papeda
adalah makanan wajib bagi masyarakat Tidore yang terbuat dari sagu dan selalu
disajikan dengan kuah kuning atau kuah soru. Papeda biasanya disajikan ketika
sedang kumpul keluarga atau sajian di pernikahan-pernikahan. Tetapi, saat
berkunjung ke Tidore biasanya tempat menginap membuatkan menu ini.
Semakin
lapar saja mendengar kawanku bercerita, ia bilang jangan hanya papeda yang di
icip, cobalah kue bilolo, mam raha, tela gule, uge ake, nasi jaha, sagu tore,
kue abu yang ditemani dengan secangkir kopi dabe asal Tidore yang kaya akan
rempah, air guraka dan campuran air jahe dengn gula merah dan biji kenari.
Membayangkan saja, bisa bunyi-bunyi perut ini.
TIDORE
- TO ADO RE. Negeri berjuta adat, negeri sagu, negeri diatas awan
Tak
terasa, seluruh cerita mengenaI Tidore ini menhipnotis kami sampai adzan ashar
berkumandang. Tak heran mengapa bisa kawanku begitu antusias menceritakan
tentang Tidore. Tak perlu dijelaskan lagi kawan alasannya. karena kau telah
menemui jawabannya sendiri.
Datanglah
ke Pulau Tidore, Don't forget to Visit Tidore Island ! sewaktu kita kecil
bilang jangan lupaaa Indonesia itu perlu kau jamah, saat masih muda, saat fisik
masih kuat.
Ah, semoga saja aku dapat singgah ke Tidore
tahun ini. Terlebih bisa menyaksikan fastival terbaik yang ditampilkan oleh
masyarakat Tidore. Aamiin. Mari bantu doa teman-teman.
amin.. semoga tercapai ya mbak.
BalasHapus